Mungkin akulah saksi paling kunci diantara semua saksi kunci
Dalam peristiwa upacara kasih seorang tetangga
Dalam pertunjukan sayang seorang saudara
Saksi kunci yang benar-benar terkunci
Aku mengenal baik parang itu
Ia sahabat lamaku
Seringkali kubercanda dengannya kala merapikan ragaku
Tak kusangka, ia juga terlatih untuk menyapih sang madu
Di bawah ketiakku mereka memadu kasih
Seraya mencium kakiku mereka menyehidupmatikan cinta
Sambil memelukku mereka berjanji akan rasa yang abadi
Dengan air darah mereka siram aku dalam permusuhan
Aku mengira memang terlalu sederhana si sumpah
Atau tak berarah cinta matinya
Hingga aku pun kini ikut menderita
Tak seorang pun berkunjung sekedar menjumput merahnya buah
Ayom pelukku mungkin tak sanggup lagi dinginkan hati
Dalam gejolak amarah kala sang kasih menjumput bunga yang lebih wangi
Apalagi ditambah dengan bau basin kali
Yang sepertinya makin hari makin tak dipeduli
Aku,sebatang pohon keres di pinggir kali,
Tak pernah bersedih karena harus ditinggal sendiri
Aku bersedih karena harus menyaksikan segala yang terjadi
Sidoarjo, 17 Juli 2010,
Untuk seorang tetanggaku yang tewas dibacok oleh tetangga sekaligus saudaranya sendiri.
By: Faizah Abdullah
Rabu, 11 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar