Pages

Minggu, 07 November 2010

Kita Ada Karena Cinta

Kita ada karena cinta.

Aku menemukannya tak sengaja dalam endapan pemahamanku akan cinta. Bahwa kita ada karena cinta. Diawali dengan cinta Sang Maha memiliki cinta. Memberi kesempatan untuk bersyukur. Menjadi khalifah kepercayaanNya. Mengembalikan cintaNya dengan kembali mencintaNya. Bernafas, bergumam, berlaku, semua atas nama cinta.

Cinta ayah bunda yang dianugerahkan Sang Pemberi cinta. Mengasihi, melindungi, memenuhi segala butuh, dengan penuh cinta. Dari rahim penuh cinta bunda kita lahir. Dari setitik sperma cinta ayah kita berasal. Mengayomi, mendidik, mengajari kita dari hal sekecil apapun hingga hal-hal yang luar biasa, semua karena cinta. Jika mereka marah, tentu karena cinta. Jika mereka bahagia, pasti sebab cinta. Karena cinta mereka berasal dari mata air cinta keabadian. Mata air cinta Tuhan.

Untuk saudara, sahabat, dan terkasih, atas sebentuk cinta. Mewarnai pelangi hari dengan riang dan muramnya. Meniupkan sengkakala semangat di hari-hari kelam. Menghembuskan nafas kesetiaan dalam payung surga. Selalu ada dalam cinta.

Para pahlawan yang mulia, kami haturkan salam sanjung kami. Atas cintamu, kau bebaskan kami dari pilu ketidakmerdekaan negeri. Wahai pahlawan yang terhormat, kami angkat topi atas segala jasa cintamu pada negeri ini, pada kami, generasi negeri berlimpah cinta, para penerus bangsa.

Kepada tuan-tuan penjaga rel kereta api, pemantau aktivitas laut dan gunung berapi, pemadam kebakaran, dan semua kalian yang telah menjaga kami atas nama cinta. Kami tahu itu tak sekedar karena sesuap nasi pengganjal perut, atau mungkin ungkapan pengabdian diri pada negeri yang sedang sakit ini, tapi lebih karena cinta. Cintamu pada pekerjaan. Cintamu pada kami, orang-orang yang bahkan seringkali lupa akanmu. Cintamu pada Ia yang telah memberimu kedahsyatan cinta.

Kawan, sekali lagi,

Kita ada karena cinta.