Pages

Kamis, 24 Mei 2012

Cerita Untukmu



Yah,
Tadi pagi aku menemukan keong di dekat sumur belakang. Kupandangi saja ia dari jauh. Ternyata ia melihatku, si keong tampak bengong dengan mata seperti menerawang; “gadis kecil ini, dulu bersembunyi di balik ayahnya, kini pun ia bersembunyi di balik pintu”.
Ayah, aku memang masih sering takut.

Yah,
Kuku-kukuku sudah mulai panjang. Tidak sampai kotor, apalagi menghitam, hanya lebih panjang. Tetapi jangan khawatir, kini aku sudah pandai memotong kuku. Meskipun tak serapih ayah dulu. Waktu itu, setelah ayah pergi, aku berusaha bisa segera potong kuku sendiri. Karena kalau sama ibu pasti sakit. Karena kalau tidak segera kupotong, nanti dimarahi sama buguru. Dan ayah tahu aku tak suka itu.
Ayah, apakah kalau kukuku panjang ayah juga akan marah padaku?

Yah,
Aku dibilang terlalu jahat sama nyamuk. Baginya, gigit dikit aja taruhannya nyawa, dimutilasi pula. Padahal kan aku hanya sedikit membela diri. Karena aku masih susah tidur ayah, jika suara mereka tak kunjung mereda. Apalagi kata ibu, ayah dulu juga begitu. Paling tak rela jika anak-anaknya diganggu.
Ayah, apakah nyamuk-nyamuk itu juga sering mengganggumu?

Yah,
Sebenarnya sejak tamat MI aku sudah mulai berhenti main kapuk. Bahkan selama mondok aku sudah tidak lagi main alis. Makanku pun sudah semakin cepat, tidak berjam-jam seperti dulu. Tapi akhir-akhir ini aku seolah diingatkan kembali dan ingin mengulanginya lagi. Aku mulai mencari kapuk dan alis. Aku mulai enggan makan dengan cepat. Aku mulai tak acuh pada orang lain. Hidupku seakan kupaksa untuk kembali menjadi seperti dulu lagi.
Ayah, aku ingin kembali ke masa itu. Aku hanya, terlalu takut.

Yah,
Satu per satu cita-cita kami tercapai. Aku tahu ayah pasti sudah tahu. Ibu senantiasa mendampingi kami Yah. Selalu. Sejak dulu. Foto-foto wisuda kami terjajar rapi di ruang tamu. Jepret kanan, jepret kiri, sedikit berlebihan, tapi menyenangkan. Ada ibu, mbah, pakpuh, semua terasa lengkap.
Momen yang indah Yah. Meskipun dalam hati sedikit terbesit, seandainya ayah juga di situ.

Yah,
Pagi ini aku bongkar-bongkar seluruh album foto di rumah. Sangat berdebu tapi aku buka satu-satu. Sedikit tertegun Yah, tak banyak kenangan kita bersama.

Yah,
Kalau saja kunjunganku hari sabtu-minggu dua puluh tahun yang lalu mengiyakan pintamu untuk tinggal lebih lama, tentu hari ini aku punya lebih banyak cerita untukmu.

by: Faizah Abdullah
Sidoarjo, 25 Mei 2012